RSS
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ZEDONK: HASIL KEPANDAIAN KELEDAI DALAM MEMILIH PASANGAN HIDUP

Sebagian dari Anda mungkin sudah pernah mendengar berita ini. Beberapa waktu yang lalu dalam tayangan berita di salah satu stasiun televisi, dikabarkan bahwa di Chestatee Wildlife Preserve, Dahloneg, Georgia Utara, Amerika Serikat, seekor zedonk (Zebra-Donkey), hasil perkawinan silang antara zebra dan keledai menarik perhatian warga di sana. Seharusnya peristiwa ini tidak menjadi sesuatu yang istimewa, karena setelah saya telusuri, ternyata perkawinan silang antara zebra dan keledai bukanlah hal yang pertama kali terjadi. Namun bagi saya pribadi, informasi ini merupakan hal yang benar-benar baru, sehingga saya tertarik untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai perkawinan silang yang unik ini.

Ada banyak panggilan lain untuk zedonk, di antaranya: zebronkey, zonkey, zenkey, zebadonk, zebrass, zebroid, deebra, atau golden zebra. Zedonk yang lahir di Chestatee Wildlife Preserve bukan merupakan perkawinan silang yang disengaja. Peristiwa lahirnya zedonk berawal dari ulah pemiliknya yang menggabungkan zebra dan keledai dalam satu tempat dengan alasan karena keledai mampu membuat zebra menjadi lebih tenang. Entah apa pesona yang dimiliki Si Donkey yang sering kita kenal sebagai hewan yang bodoh dan dungu, sehingga ia mampu memikat Sang Zebra Jantan sampai akhirnya terjadilah perkawinan di antara keduanya. Mungkinkah Si Donkey ini memang penggoda ulung ataukah Sang Zebra Jantan yang memang petualang?

Pertanyaan usil di atas muncul karena memang terdapat perbedaan yang mendasar antara tingkah laku keledai dan zebra. Keledai dan zebra memang tak biasanya kawin, namun semua hewan sebangsa kuda memiliki kemungkinan untuk dapat disilangkan satu sama lain. Biasanya persilangan tersebut dimaksudkan untuk tujuan praktis dengan alasan kuda hasil persilangan ternyata lebih cocok untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu jika dibandingkan dengan induknya sehingga lebih bersifat menguntungkan. Namun, perkawinan silang seperti ini ada kelemahannya. Anakan yang dihasilkan akan bersifat steril (mandul). Dengan kata lain, zedonk ini merupakan hewan yang steril.


Di alam liar, zebra adalah hewan yang berkelompok. Sama seperti hewan berkelompok lainnya, organisasi kemasyarakatannya sangat unik untuk dipelajari. Zebra dikenal sebagai hewan yang sangat sosial di antara kelompoknya sendiri. Namun, secara insting mereka memiliki kecurigaan dan perilaku agresif terhadap spesies lain, termasuk manusia. Mereka sering merasa cemas dan waspada terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena di habitat liar, mereka harus selalu siap siaga berhadapan dengan bahaya, terutama kucing-kucing besar yang sering menjadi predator utama mereka. Oleh karena itu, zebra bukan merupakan hewan yang direkomendasikan untuk ditunggangi ataupun ‘ditaklukan’ dalam bentuk domestikasi lainnya. Singkatnya, perilaku mereka bisa digolongkan sebagai hewan liar.

Lain halnya dengan zebra, keledai merupakan spesies sebangsa kuda yang telah mengalami domestikasi. Sejak lama keledai sering dimanfaatkan manusia sebagai tunggangan ataupun sebagai hewan pekerja. Di dalam Al-Qur’an, hewan ini dikenal dengan nama khimar

Hewan sebangsa kuda bersifat polyoestris, artinya perkembangbiakannya tidak terikat pada suatu musim melankan perkawinan dapat terjadi pada setiap musim. Beberapa hari sesudah melahirkan anaknya, hewan betina sudah kembali menjadi berahi dan biasanya segera dibuahi lagi. Jika seekor betina belum behari benar, ia belum bersedia menerima sang jantan dan lari sambil memukulnya. Sedangkan bila sudah berahi, ia seakan-akan menjadi diam dan ia membiarkan dirinya dikawini. 

Hewan keluarga kuda hamil kira-kira setahun dan hanya beranak satu ekor saja. Kebanyakan kuda beranak pada saat tengah malam atau pagi-pagi buta. Bila terganggu, hewan betina dapat menunda kelahiran anaknya sampai berjam-jam. Setelah dilahirkan, dalam kurun waktu setengah jam, anak kuda sudah dapat mengikuti induknya.


Seperti itulah profil ‘orangtua’ zedonk beserta perilaku kawin keluarganya. Lantas, bagaimanakah karakter zedonk itu sendiri? Secara perangai, temperamen zedonk lebih ke arah keledai. Artinya, jika sedari kecil zedonk ini diarahkan untuk tujuan domestikasi, maka hal tersebut akan lebih mudah untuk dilakukan. Namun, zedonk ini juga bisa direncanakan sebagai binatang yang mampu bertahan hidup di alam liar seperti zebra, hanya saja insting kehidupan liarnya tidak akan sekuat zebra. Untuk tampilan fisik, zedonk yang dilahirkan biasanya mewarisi sifat belang zebra dalam motif kulit tubuhnya.

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, dalam proses pencarian gambar, ada hal menarik lainnya yang secara tidak sengaja saya temukan. Sebuah gambar menunjukkan perilaku kawin antara jerapah dan keledai. Selain itu, saya juga menemukan gambar yang kemungkinan merupakan individu hasil dari jenis perkawinan antara jerapah dan sejenis kuda (sepertinya zebra). Entah dinamai apa individu hasil dari perkawinan jerapah dan kuda tersebut. Mungkin kita bisa namai Gidonk, Rafkey, Zegi atau yang lainnya. Entahlah, saya tak terlalu pandai memilih nama. Namun yang jelas, perilaku kawin pada bangsa kuda ini memang dominan. 

Jadi, siapa yang akan Anda putuskan sebagai penggoda? Zebra ataukah keledai? Apapun pendapat Anda, ternyata dibalik cerita kebodohannya, keledai memiliki sejuta pesona yang mampu menarik perhatian zebra, bahkan jerapah sekalipun.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Let's Talk...

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x