RSS
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

UJI KANDUNGAN BAHAN MAKANAN

Pada tulisan sebelumnya, saya sudah membahas mengenai “Urgensi Praktikum Dalam Pembelajaran IPA”. Terkait dengan relevansinya, beberapa hari yang lalu saya melakukan kegiatan praktikum yang berkaitan dengan subkonsep “Makanan dan Kesehatan” pada konsep “Sistem Pencernaan”. Tentu saja bagi Anda yang memiliki latar belakang pendidikan biologi, Anda sudah pasti dapat menerka praktikum jenis apa yang dilakukan. Ya, kegiatan praktikum yang baru saja saya lakukan adalah praktikum mengenai “Uji Kandungan Bahan Makanan”.

Uji kandungan bahan makanan ini perlu dilakukan mengingat sering munculnya soal-soal yang berkaitan dengan materi praktikum ini, baik itu dalam UN ataupun olimpiade. Akan tetapi, tujuan yang lebih penting adalah agar siswa mendapatkan pengalaman secara langsung untuk membuktikan kebenaran dari teori yang mereka dapatkan selama pembelajaran di dalam kelas.

Tidak ada hal yang aneh ataupun baru dalam “Uji Kandungan Bahan Makanan”. Akan tetapi, pada kesempatan ini saya hanya ingin berbagi tips dan trik agar praktikum ini dapat dilakukan dengan baik meskipun alokasi waktu yang tersedia hanya dua jam pelajaran saja (± 80 menit). Sebelumnya, tanpa bermaksud menggurui alangkah baiknya jika saya sedikit mengurai materi yang berkaitan dengan “Uji Kandungan Bahan Makanan” ini.

Ada empat zat makanan yang keberadaannya akan diuji pada bahan makanan tertentu, yaitu: amilum, glukosa, protein, dan lemak. Adapun bahan makanan yang saya gunakan dalam praktikum ini hanya terdiri dari tujuh jenis, yaitu: tepung terigu, tepung kanji, mie instan, tahu, telur, minyak kelapa, dan gula pasir. Bahan makanan ini bisa disesuaikan – ditambah, dikurangi, atau diganti – dengan alokasi waktu yang tersedia.

Untuk menguji kandungan amilum dalam suatu bahan makanan, kita bisa menggunakan iodium atau lugol yang diteteskan ke dalam bahan makanan yang akan diuji. Jika setelah diteteskan iodium/lugol warna bahan makanan berubah menjadi biru kehitaman, maka dapat disimpulkan bahwa bahan makan tersebut mengandung amilum. Jika tidak berubah atau berubah menjadi warna lain selain biru kehitaman, berarti bahan makanan yang diuji tidak mengandung amilum.

Amilum + Iodium/Lugol ------> Biru kehitaman (++++) 

Untuk menguji kandungan protein dalam suatu bahan makanan, kita bisa menggunakan larutan CuSO4 dan  NaOH atau biuret yang diteteskan ke dalam bahan makanan yang akan diuji. Jika setelah diteteskan CuSO4 dan NaOH  atau biuret warna bahan makanan berubah menjadi ungu, maka dapat disimpulkan bahwa bahan makan tersebut mengandung amilum. Jika tidak berubah atau berubah menjadi warna lain selain ungu, berarti bahan makanan yang diuji tidak mengandung protein.
  
CuSO4 + NaOH/ Biuret ------> Ungu (++++)


Untuk menguji kandungan glukosa dalam suatu bahan makanan, kita bisa menggunakan larutan benedict  yang diteteskan ke dalam bahan makanan yang akan diuji. Jika setelah diteteskan benedict  kemudian dipanaskan terdapat endapan berwarna oranye, maka dapat disimpulkan bahwa bahan makan tersebut mengandung glukosa. Jika tidak ada endapan berwarna oranye, berarti bahan makanan yang diuji tidak mengandung glukosa.

Benedict + Glukosa ------> Endapan berwarna oranye

Sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan
Untuk menguji kandungan lemak dalam suatu bahan makanan, kita bisa melakukannya dengan cara meneteskan atau mengoleskan bahan makanan yang akan diuji pada kertas buram yang disediakan. Jika setelah diolesi bahan makanan yang akan diuji kertas buram menjadi tampak transparan/berminyak, maka dapat disimpulkan bahwa bahan makanan tersebut mengandung lemak.



Untuk mempersingkat preparasi, saya sarankan Anda untuk melakukan langkah-langkah berikut:


  1. Bahan makanan yang akan dipergunakan sebaiknya dijadikan sebagai beban kelas, bukan beban kelompok. Jadi, perintahkan kelas untuk membawa ketujuh bahan tadi dengan takaran yang diperkirakan akan cukup untuk semua kelompok dalam kelas.
  2. Untuk bahan-bahan yang sekiranya harus dihaluskan, sebaiknya Anda memerintahkan siswa untuk menghaluskannya di rumah, sehingga ketika praktikum dilakukan, waktu tidak akan terbuang hanya untuk menumbuk bahan makanan. Dalam hal ini, dari ketujuh bahan makanan yang saya sebutkan di atas, bahan yang harus dihaluskan adalah tahu dan mie instan.
  3. Mintalah bahan-bahan yang ditugaskan beberapa menit (± 10 menit) sebelum jam pelajaran dimulai.
  4. Lakukan preparasi di dalam laboratorium dengan menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan oleh setiap kelompok dalam kelas. Untuk bahan, sebaiknya dipersiapkan secara massal (diperuntukkan untuk kelas). Caranya, sediakan 7 buah gelas kimia, lalu masukkan tepung terigu, tepung kanji, mie instan yang sudah ditumbuk hingga menjadi tepung, tahu yang sudah dihaluskan, telur, minyak, dan gula ke dalam masing-masing gelas kimia tersebut secara terpisah. Khusus untuk terigu, tepung kanji, dan mie instan, larutkan dengan air hingga sedikit mengental. Jika sudah selesai dipersiapkan, simpan semuanya pada meja yang panjang seperti pada gambar di atas.
  5. Untuk alat, setiap kelompok cukup di beri plat tetes, lampu spirtus, batang pengaduk, penjepit tabung,dan satu buah tabung reaksi saja.
  6. Ketika akan melakukan tes glukosa, karena pasti akan membutuhkan waktu yang lama (harus dilakukan pemanasan), sebaiknya satu kelompok hanya menguji satu bahan makanan yang berbeda dengan kelompok lainnya. Hasil pegujian dari setiap kelompok kemudian di simpan di depan untuk diamati bersama.
  7. Agar kegiatan siswa tertib dan terarah, sebaiknya Anda membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). Sebagai bahan pertimbangan, saya sudah membuat LKS untuk kegiatan praktikum ini. Untuk melihatnya, Anda bisa meng-klik LINK ini. Semoga bermanfaat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Let's Talk...

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x