RSS
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEDERHANA DALAM SUBKONSEP MEKANISME PERNAPASAN

Berdasarkan caranya, pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada ditandai dengan keterlibatan otot antartulang rusuk, sedangkan pernapasan perut ditandai dengan keterlibatan otot diafragma.
Masing-masing jenis pernapasan tersebut berlangsung berdasarkan mekanisme inspirasi dan ekspirasi. Fase inspirasi merupakan fase dimana udara dari luar masuk ke dalam paru-paru (menghirup udara), sedangkan fase ekspirasi merupakan fase dimana udara dari dalam paru-paru dihembuskan ke luar (menghembuskan udara). Adapun fase ekspirasi dan inspirasi pada pernapasan dada dan pernapasan perut berlangsung sebagai berikut:
I.      Pernapasan Dada
a.      Fase inspirasi
Otot antartulang rusuk bagian luar berkontraksi ---> tulang rusuk terangkat ---> volume rongga dada membesar ---> tekanan udara dalam rongga dada lebih kecil daripada tekanan udara atmosfer  ---> volume paru-paru membesar ---> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dari tekanan udara atmosfer ---> udara luar masuk ke dalam paru-paru.

b.      Fase ekspirasi
Otot antartulang rusuk bagian luar berelaksasi ---> tulang rusuk menurun ---> volume rongga dada mengecil ---> tekanan udara dalam rongga dada lebih besar daripada tekanan udara atmosfer ---> volume paru-paru mengecil ---> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dari tekanan udara atmosfer --->  udara ke luar dari paru-paru.

II.   Pernapasan Perut
a.        Fase inspirasi
Otot diafragma berkontraksi ---> diafragma mendatar ---> volume rongga dada membesar  ---> tekanan udara dalam rongga dada lebih kecil daripada tekanan udara atmosfer ---> volume paru-paru membesar ---> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dari tekanan udara atmosfer ---> udara luar masuk ke dalam paru-paru.

b.      Fase ekspirasi
Otot diafragma berelaksasi ---> diafragma cembung ke arah rongga dada ---> volume rongga dada mengecil ---> tekanan udara dalam rongga dada lebih besar daripada tekanan udara atmosfer  ---> volume paru-paru mengecil ---> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dari tekanan udara atmosfer  ---> udara ke luar dari paru-paru.

Melihat uraian di atas, mungkin siswa akan mengalami kesulitan untuk menghafalkan urutan proses yang terjadi pada saat inspirasi-ekspirasi pernapasan dada dan pernapasan perut. Sebenarnya, akan mudah jika kita menekankan pada siswa untuk cukup memahami satu saja dari keempat mekanisme yang sudah saya uraikan di atas. Misalnya, cukup tekankan siswa untuk memahami mekanisme inspirasi pada pernapasan dada. Jika itu sudah dikuasai, maka sisanya (mekanisme ekspirasi pernapasan dada dan mekanisme inspirasi-ekspirasi pernapasan perut) juga pasti bisa dikuasai, karena jika kita perhatikan, mekanisme inspirasi sesungguhnya merupakan kebalikan dari mekanisme ekspirasi. Kemudian, untuk membedakan antara pernapasan dada dan pernapasan perut, siswa hanya perlu mengingat bahwa jika dalam pernapasan dada yang digunakan adalah otot antartulang rusuk, maka pada pernapasan perut yang berperan adalah otot diafragma.

Selain itu, untuk lebih mempermudah pemahaman siswa, kita juga bisa menggunakan media sederhana untuk memvisualisasikan urutan proses inspirasi-ekspirasi pada pernapasan dada. Sebelumnya, kita bisa menugaskan siswa secara berkelompok untuk membuat model sederhana ini di rumah untuk kemudian nantinya dikumpulkan sebagai koleksi media pembelajaran di laboratorium.

Adapun alat dan bahan yang diperlukan cukup sederhana. Siswa hanya perlu menyediakan balon, sedotan, karet gelang, steroform, botol minuman plastik, double tip, dan pisau. Kemudian, alat dan bahan tersebut dirancang seperti pada gambar berikut:


*Catatan: Perangkaian setiap bahan yang digunakan harus terhindar dari kebocoran.

Sedangkan, prosedur penggunaan media adalah sebagai berikut:


Berdasarkan deskripsi gambar di atas, untuk menjelaskan ekspirasi pernapasan perut, kita hanya perlu menarik turun balon yang ada di bawah (diafragma), kemudian lakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kondisi yang terjadi ketika proses itu terjadi (penjelasannya sama persis dengan urutan mekanisme ekspirasi pada pernapasan perut yang sudah diuraikan di atas), sedangkan untuk menjelaskan inspirasi pernapasan perut, kita harus melepaskan ‘diafragma’ yang tadi kita pegang, kemudian lakukan lagi tanya jawab seperti yang dilakukan sebelumnya.

Mudah-mudahan pembelajaran metode ekspositori ini merupakan metode yang tepat untuk merealisasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai ketika membahas konsep “Sistem Respirasi pada Manusia” subkonsep “Mekanisme Pernapasan”.

Tulisan saya ini juga menegaskan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran IPA ini penting, karena seperti yang diungkapkan Nuryani Rustaman dkk., dalam bukunya yang berjudul "Strategi Belajar Mengajar Biologi"  bahwa media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar yang bertumpu pada tujuan, materi, pendekatan, metode, dan evaluasi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Biologi sebagai bagian dari rumpun mata pelajaran IPA memiliki materi yang cukup kaya untuk bisa dieksplorasi dengan penggunaan berbagai media, mulai dari charta sampai pada media audio visual. Jadi, mulai dari sekarang, mari kita perkaya pembelajaran di kelas dengan penggunaan media-media pembelajaran yang tepat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Let's Talk...

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x