RSS
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

FOTOSINTESIS: PERCOBAAN INGENHOUSZ DAN PERCOBAAN SACHS


Sebagai mahluk hidup, tumbuhan memiliki ciri yang sama dengan mahluk hidup lainnya, yaitu memerlukan makanan. Hanya saja, terdapat perbedaan cara dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk menghasilkan makanan, tumbuhan mampu mengolah bahan anorganik menjadi bahan organik di dalam tubuhnya. Sedangkan manusia dan hewan umumnya mengkonsumsi bahan organik (ditandai dengan adanya unsur C, H, O) secara langsung karena manusia dan hewan tidak memiliki kemampuan untuk  memproduksi makanan sendiri di dalam tubuhnya. Kemampuan tumbuhan hijau yang dapat mengolah makanan sendiri membuat tumbuhan hijau dikenal sebagai organisme autotrof, sedangkan manusia dan sebagian besar hewan dikenal sebagai organisme heterotrof.
Organisme autotrof memenuhi kebutuhannya akan makanan dengan melakukan proses fotosintesis. Adapun proses fotosintesis berlangsung sebagai berikut:
Berdasarkan reaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan zat tepung (C6H12O6) dan oksigen (O2). Untuk membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis memang dihasilkan zat tepung dan oksigen, maka kita dapat membuktikannya dengan melakukan percobaan Ingenhousz dan Sach.
Percobaan Ingenhousz
Jan Ingenhousz adalah seorang dokter berkebangsaan Inggris. Melalui percobaannya terhadap tanaman air Hydrilla verticillata, ia berhasil membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan oksigen. Percobaan ini bisa kita lakukan dengan merancang alat seperti di bawah ini.

Sebagai catatan, tanaman air yang digunakan tidak harus mutlak Hydrilla verticillata. Jika tidak ada Hydrilla, kita bisa menggantinya dengan tanaman air lain seperti selada air, kangkung, dsb. 
Setelah perangkat percobaan selesai dirancang, simpanlah perangkat percobaan tersebut di tempat yang terkena cahaya matahari. Sebagai kontrol, sebaiknya kita juga menyimpan satu perangkat percobaan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari. Setelah beberapa lama, pada perangkat percobaan yang disimpan di tempat yang terang akan terlihat gelembung-gelembung udara keluar dari bawah corong. Selain itu, pada dinding tabung reaksi juga akan terlihat uap air yang menempel. Tentu Anda bisa menebak  apakah sebenarnya gelembung-gelembung itu. Ya, gelembung udara tersebut merupakan oksigen. 
Untuk membuktikan mengenai benar-tidaknya gelembung tersebut adalah oksigen, Anda bisa meminta siswa Anda untuk membakar sebatang lidi hingga menjadi bara, lalu dengan cepat Anda keluarkan tabung reaksi dari dalam air dengan posisi ibu jari menutup lubang tabung reaksi tersebut supaya gas oksigen yang terperangkap di dalam tabung reaksi tidak keluar. Setelah itu, dengan gerak cepat mintalah siswa yang memegang lidi tadi untuk memasukkan bara lidi yang sudah meredup ke dalam tabung yang lubangnya kita tutup dengan ibu jari tadi. Jika dilakukan dengan benar, kita bisa melihat bara api yang hampir padam akan menyala kembali dengan terang. Itu membuktikan bahwa memang benar gelembung udara yang dihasilkan dari percobaan ini adalah gas oksigen. Mengapa?
Perlu diingat bahwa jika ada nyala api, pasti disitu ada tiga unsur yaitu oksigen atau sering juga disebut zat asam, bahan bakar, dan panas. Jadi, tentu saja bara lidi yang kembali menyala bukan karena sulap. Itu karena ada gas oksigen yang terperangkap di dalam tabung yang bisa membuat bara kembali menyala.

Lalu bagaimana dengan perangkat percobaan yang disimpan di tempat gelap? Bisa dipastikan bahwa di tempat yang gelap, tidak akan terlihat gelembung-gelembung udara yang muncul dari bawah corong. Hal itu dikarenakan tumbuhan air tersebut tidak melakukan proses fotosintesis, sehingga tentu saja oksigen tidak akan dihasilkan. Mengapa demikian? Ingat, di tempat yang gelap, tumbuhan tidak mendapatkan cahaya matahari, sedangkan salah satu syarat agar tumbuhan dapat melakukan proses fotosintesis adalah keberadaan cahaya matahari. Dengan demikian, selain membuktikan bahwa oksigen dihasilkan dalam proses fotosintesis, percobaan ini juga bisa membuktikan peranan cahaya matahari dalam proses fotosintesis.


Percobaan Sachs
Julius Von Sachs adalah seorang ahli botani yang berasal dari Jerman. Ia berhasil membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung). Tentunya ketika membahas konsep terdahulu mengenai sistem pencernaan khususnya uji bahan makanan, kita masih ingat bahwa untuk menguji ada tidaknya amilum kita dapat menggunakan lugol. Lalu, bagaimana percobaan Sachs ini dilakukan?
Beberapa hari sebelum praktikum dilaksanakan, mintalah siswa untuk menutup sebagian organ daun yang akan digunakan dalam percobaan dengan menggunakan kertas timah. Jika tidak ada kertas timah, bisa menggunakan kertas pembungkus rokok. Untuk memudahkan perbandingan hasil, biasanya daun yang digunakan adalah daun singkong. Ketika praktikum akan dilaksanakan, mintalah siswa untuk memetik dan membawa daun yang sudah ditutup dengan kertas timah tersebut.


Daun-daun yang dibawa kemudian direbus dengan air mendidih hingga layu. Setelah layu, masukkan daun singkong tersebut ke dalam tabung reaksi. Kemudian beri alkohol secukupnya. Selanjutnya, masukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi air panas. Tunggu sampai klorofil yang terdapat dalam daun larut semuanya di dalam alkohol.






Perebusan daun singkong pada tahap ini memang harus menggunakan alkohol, karena hanya alkohol yang dapat melarutkan klorofil yang terkandung di  dalam daun. Pelarut lain – seperti misalnya air – tidak  mampu melarutkan klorofil pada daun. Adapun Larutnya klorofil dalam alkohol ditandai dengan berubahnya warna daun menjadi sangat pucat.
Alkohol bekas rebusan daun singkong
Daun yang sudah direbus di dalam alkohol

Setelah klorofil pada daun larut seluruhnya, simpan daun tadi pada sebuah cawan petri. Tetesi bagian yang ditutup dengan kertas timah dan bagian yang tidak ditutup dengan menggunakan larutan lugol. Bagaimana hasilnya?
Bagian daun yang tidak ditutup dengan kertas timah akan berubah menjadi kehitaman ketika ditetesi lugol. Hal itu dikarenakan bagian daun yang tidak ditutup kertas timah dapat menyerap/ menerima cahaya matahari dengan baik, sehingga proses fotosintesis dapat dilakukan. Sesuai dengan reaksi fotosintesis yang sudah dibahas di atas, daun yang  melakukan proses fotosintesis akan menghasilkan zat tepung (C6H12O6), sehingga ketika ditetesi lugol, larutan lugol tersebut akan memberikan reaksi positif yang ditandai dengan perubahan warna lugol pada daun menjadi kehitaman.
Pada daun yang ditutup kertas timah, ketika ditetesi lugol warna daun tidak akan berubah menjadi kehitaman. Hal itu menunjukkan bahwa lugol tersebut bereaksi negatif, sehingga bisa disimpulkan bahwa daun yang ditutup kertas timah tidak melakukan proses fotosintesis karena tidak mendapatkan cahaya matahari. Akibatnya, zat tepung juga tidak bisa dihasilkan. Itulah sebabnya penetesan lugol pada bagian daun yang ditutupi kertas timah tidak memberikan reaksi perubahan warna positif (daun tidak berubah menjadi hitam).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Let's Talk...

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x