RSS
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

PENDIDIKAN KARAKTER

Masih hangat dalam perbincangan mengenai pendidikan karakter yang sedang dikembangkan dalam upaya menanamkan nilai-nilai positif peserta didik.  Sebelum membahas pendidikan karakter secara mendalam, ada baiknya saya memaparkan definisi karakter dan pendidikan karakter itu sendiri. Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika. Sedangkan pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil.

Perumusan pendidikan karakter ini sebenarnya dilatarbelakangi oleh UUSPN Pasal 3 yang menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi: 
  • Mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 
  • Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selain mengacu pada UUSPN pasal 3 di atas, perumusan pendidikan karakter juga dilatarbelakangi oleh hal-hal berikut: 
  • Secara nasional terdapat peningkatan persentase kelulusan dan hasil ujian nasional SMP, yaitu 7,00 dan 6,87 serta 7,36 untuk tahun 2006/2007,  2007/2008 dan 2008/2009. 
  • Secara nasional terdapat penurunan angka putus sekolah dan mengulang kelas. 
  • Di balik kesuksesan, masih ada celah kelemahan yang dapat diperbaiki melalui pendidikan karakter peserta didik dan penyelenggara sekolah. 

Adapun landasan hukum dikembangkannya pendidikan karakter ini mengacu pada beberapa hal sebagai berikut:
  • Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen
  • Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
  • Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
  • Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan
  • Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
  • Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
  • Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014
  • Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014
  • Renstra Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010 – 2014

Tujuan dari dikembangkannya pendidikan karakter ini adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Sedangkan yang menjadi sasarannya adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia dan semua warga sekolah, terutama para peserta didik sebagai prioritas utama.

Terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter ini. Indikator-indikator tersebut seiring dengan pencapaian kriteria pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMP. Indikator-indikator tersebut di antaranya:
  • Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
  • Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
  • Menunjukkan sikap percaya diri;
  • Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
  • Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
  • Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
  • Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
  • Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
  • Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
  • Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
  • Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
  • Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
  • Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;
  • Menghargai karya seni dan budaya nasional;
  • Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
  • Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
  • Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun; 
  • Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
  • Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
  • Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
  • Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;
  • Memiliki jiwa kewirausahaan.    

Karakter yang dititipkan untuk ditanamkan pada peserta didik hanya meliputi lima aspek, yaitu:
  • Ajak siswa untuk cinta pada Sang Khalik;
  • Ajak siswa untuk cinta sesama;
  • Ajak siswa untuk cinta lingkungan;
  • Ajak siswa untuk memiliki rasa kebangsaan; dan
  • Ajak siswa untuk cinta diri sendiri.

Hubungan kelima karakter di atas jika digambarkan dalam sebuah bagan akan tampak sebagai berikut:



Bagaimanakah penanaman nilai-nilai karakter untuk siswa ini berproses? Pertanyaan itu dapat dijawab melalui bagan di bawah ini:       
Selanjutnya, hal yang paling penting adalah menanamkan karakter melalui kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:      
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah metode penilaian untuk karakter itu sendiri. Evaluasi dapat dilakukan melalui Authentic Assessment sebagai berikut:
Selain diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, pembinaan karakter dapat dilakukan melalui MBS dan melalui kegiatan ekstrakulikuler.    
Pembinaan karakter melalui MBS
Pembinaan karakter melalui kegiatan ekskul

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

INSPIRING NOTE: HASRAT UNTUK BERUBAH

Bagi para guru yang memiliki hasrat sebagai agen pembaharu, kiranya sebuah catatan yang terukir di pemakaman Westminster Abbey, Inggris tahun 1100 M. mampu mengisi kembali energi positif yang sempat redup atau bahkan hilang ditelan pesimisme.  

Tak ada perbuatan baik yang sia-sia. Jika perbuatan baik kita tak menghasilkan perubahan, tak bisa ditularkan, tak perlu khawatir.... perbuatan baik kita akan tercatat sebagai pahala. Itu juga sudah baik, bukan? :)

THE WILLINGNESS TO CHANGE
 
When I was young and free
And my imagination has no limits
I dreamed of changing the world
As I grew older and wiser
I discovered the world would not change
So I shortened my sights somewhat
And decided to change only my country
But it too seemed immovable
As I grew into my twilight years
In one last desperate attempt
I settled for changing only my family
Those closest to me….but alas
They would have none of it
And now as I lay on my deathbed
I suddenly realize
If I had only changed myself first
Then by example I might have changed my family
From their inspiration and encouragement
I would then have been able to better my country
And who knows,
I may have even change the world


HASRAT UNTUK BERUBAH

Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah DUNIA.

Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah. Maka cita-cita itupun kupersempit lalu kuputuskan untuk hanya mengubah NEGERIKU.
Namun tampaknya hasrat itu pun tiada hasil.

Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang tersisa, kuputuskan untuk mengubah KELUARGAKU; orang-orang yang paling dekat denganku. Tetapi celakanya, merekapun tidak mau diubah.

Dan kini, sementara aku terbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari . Andaikan yang pertama kuubah adalah DIRIKU, maka dengan menjadikan diriku teladan, mungkin aku bisa mengubah KELUARGAKU. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi akupun mampu memperbaiki NEGERIKU. Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah DUNIA. 

MY VIEW

Banyak orang berkata bahwa guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Terlepas dari salah-benar paradigma itu, setiap orang idealnya memang harus mampu menjadi suri teladan.

Semoga belum terlambat untuk menyadari bahwa tangan kita tak cukup besar untuk bisa merangkul dunia dan mengubahnya menjadi seperti apa yang kita inginkan. Tapi, seandainya yang berusaha kita rangkul adalah diri sendiri, mengubah diri menjadi sosok yang selalu lebih baik dari hari kemarin yang terlihat di depan cermin, maka saya percaya, dunia akan melihat apa yang ada dalam diri kita. Maka jadilah teladan yang paling utama. Semangaaatttt ^.^"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

THE ORIGIN OF SPECIES BY MEANS OF NATURAL SELECTION

Silahkan Klik:
By: Charles Darwin

Selamat Membaca ^.^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TES KECEPATAN MATA DAN OTAK


Hari ini secara tidak sengaja saya menemukan sebuah tulisan mengenai “Tes Kecepatan Mata dan Otak”. Tulisan aslinya bisa Anda lihat di http://www.the-az.com/test-kecepatan-mata-dan-otak/
Untuk mengetes kecepatan mata dan otak Anda bisa dilakukan dengan membaca paragraf di bawah ini. Sepintas paragraf yang akan Anda baca tampak kacau dan tak memiliki makna. Akan tetapi setelah Anda membacanya, Anda akan tahu bahwa ada informasi penting yang bisa Anda dapatkan dari rangkaian kalimat yang tersusun dari kata-kata dengan susunan huruf acak di bawah ini.
Bagaimana dengan hasil “Tes Kecepatan Mata dan Otak” Anda? Bisa Anda dapatkan inti dari paragraf di atas dengan cepat? Jika Anda bisa, Anda memang pintar. Pintar karena otak Anda selalu Anda biasakan untuk belajar d^o^b

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Let's Talk...

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x