RSS
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

BELAJAR UNTUK SEIKHLAS, SETANGGUH IKAN SALMON

Bagi sebagian besar orang, ikan salmon mungkin tidak lebih dari sekedar ikan yang cukup prestige dan bernilai gizi tinggi untuk dikonsumsi, terlebih jika Anda penggemar sushi. Makanan Jepang yang satu ini seringkali menggunakan ikan salmon mentah sebagai pelengkap sajiannya. Tapi, tahukah Anda bahwa di balik lezatnya ikan salmon, ada pelajaran penting yang bisa kita ambil dari perjalanan hidupnya? Nah, kali ini saya ingin mengajak Anda untuk mengungkap hikmah besar tersebut.

Salmon adalah sejenis ikan laut dari famili Salmonidae yang hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Begitu besar perhatian yang ditujukan pada ikan ini, sehingga menurut buku Ensiklopedi yang saya baca, di Inggris ikan salmon diberi nama berbeda-beda pada setiap tahap perkembangannya. Ikan-ikan yang baru menetas yang memiliki kantung kuning telur disebut alevin. Anak ikan dengan panjang kurang lebih 13 cm yang ditandai garis-garis gelap pada tubuhnya disebut parr. Sesudah 18 bulan sampai dua tahun, parr berubah warna menjadi seperti perak dan siap untuk pindah tempat dan disebut smolt. Kemudian, ikan salmon dengan panjang sekitar 60 cm yang telah pindah ke laut kurang lebih satu tahun, naik ke sungai untuk bertelur pertama kalinya disebut dengan grilse. Terakhir, ikan salmon yang telah bertelur dan dengan lemahnya kembali ke laut disebut dengan kelts (ikan hitam atau ikan merah). 
Salmon merupakan spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi dari laut ke hulu sungai untuk berkembang biak. Ada hal yang unik dan menarik dari perkembangbiakan ikan salmon ini. Konon, salmon selalu kembali ke tempat yang sama di mana ia dilahirkan untuk berkembang biak. Pada awalnya, alasan mengapa ikan salmon ini mampu kembali ke sungai asalnya tanpa tersesat masih merupakan suatu misteri. Namun belakangan, menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Arthur Hasler menunjukkan bahwa ikan salmon mempunyai penciuman yang tajam, sehingga mereka dapat mengenali bau dari tempat menetasnya terdahulu.
Dalam perjuangannya untuk bertelur, ikan salmon harus bermigrasi ratusan bahkan ribuan mil untuk mencapai sungai yang sama, tempat dahulu mereka ditetaskan. Ikan-ikan ini mempergunakan semua persediaan energinya karena ikan ini tidak akan makan selama berada di air tawar. Ikan yang dua bulan sebelumnya mempunyai daging yang padat dan merah serta tubuh yang bulat dengan kulit yang cerah, akan menjadi pucat, lemah, lembek, dan mudah terkena infeksi yang disebabkan oleh parasit-parasit air tawar. Oleh karena itu, jarang sekali ditemukan ikan salmon yang dapat bertelur sampai empat kali. Banyak rintangan yang harus dilalui ikan salmon untuk naik ke sungai. Mereka harus berenang melawan arus sungai yang deras dan menghadapi predator-predator yang siap untuk memangsa mereka. Tak jarang mereka juga harus melompati air terjun dan mengalami kegagalan. Namun, ikan salmon memiliki keuletan yang luar biasa untuk melompati rintangan tersebut dengan mencoba berulang kali sampai berhasil atau sampai jatuh kembali karena kehabisan tenaga. Ikan salmon yang besar dapat membuat lompatan sejauh tiga meter.
Perjalanan naik ke sungai berlanjut sampai ke selokan atau sungai yang paling kecil dan seringkali air yang ada di situ hanya mampu menutupi punggung ikan. Setelah menemukan tempat yang tepat untuk menaruh telur, salmon betina mengepakkan ekornya untuk mengangkat kerikil agar tersapu arus, menciptakan celah baginya untuk menaruh telur. Dalam satu kali bertelur, salmon betina mampu menghasilkan 3.000 telur yang kemudian akan dibuahi oleh salmon jantan. Satu atau lebih salmon jantan akan mendekati betina dan mengeluarkan spermanya ke air untuk membuahi telur. Telur-telur dan alevin digemari dan dicari oleh ikan trout dan ikan kerapu. Untuk melindungi dari ikan-ikan tersebut, salmon betina akan mendorong telur-telurnya ke bawah di antara kerikil-kerikil sampai sedalam 18 cm.
 
Telur yang dibuahi kurang dari separuh, dan tidak semua yang dibuahi akan menetas. Waktu yang diperlukan untuk menetas sebanding dengan suhu air, berkisar antara lima minggu dalam air yang hangat sampai lima bulan dalam air yang sangat dingin. Panjang alevin yang baru menetas kurang lebih 1,3 cm dan tetap tinggal di antara kerikil-kerikil, dan mendapat makanan dari katung kuning telur. Setelah panjangnya sekitar 2,5 cm, alevin meninggalkan sarang dan dapat tetap hidup menyendiri di air yang dangkal dengan memakan jentik-jentik serangga. Dalam tahun pertama panjangnya mencapai 10 cm, tahun kedua mencapai 15 cm, dan pada tahap ini disebut parr. Dalam masa ini, parr tersebut mempunyai tanda menyerupai jerawat 8-10 buah berwarna gelap, berbentuk oval, terletak di kedua sisi dengan suatu bintik merah di antara dua tanda tadi. Biasanya pada tahun kedua (kadang-kadang pada tahun pertama atau tahun ketiga) timbul warna perak pada tanda-tanda tadi, dan ikan ini kemudian disebut smolt. Smolt ini kemudian berpindah tempat ke laut, serta tinggal dan mencari makan di situ selama satu tahun atau lebih, dan setelah dewasa berjuang untuk kembali ke sungai, tempat dahulu ia ditetaskan.
Pada siklus perkembangbiakan ikan salmon, setengah dari salmon dewasa akan mati dalam beberapa hari hingga beberapan minggu setelah berkembang biak, baik yang jantan maupun betina. Namun biasanya, ikan jantan akan menjaga telur-telurnya sampai ikan betina mati, sehingga hidup ikan salmon jantan bisa sedikit lebih lama. Bangkai mereka akan menjadi sumber nutrisi bagi generasi berikutnya.
Perjalanan hidup ikan salmon memang menakjubkan. Dilahirkan di sungai, hidup di laut, lalu harus kembali lagi ke sungai dengan mempertaruhkan nyawa hanya untuk satu kata, ‘regenerasi’. Mereka tidak pernah mengeluh, apalagi mempertanyakan ketentuan Tuhan atas mereka. Mereka meyakini betul firman Rabb-nya. Dan tidak satu pun mahluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rejekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)(Q.S. 11: 6)
Peristiwa ini merupakan ironi bagi manusia. Betapa sering manusia mengeluh di antara sekian banyak kemudahan-kemudahan yang diberikan Tuhan. Bahkan, manusia kadang berprasangka buruk ketika Tuhan mengujinya dengan sedikit kesempitan. Manusia seolah lupa apa yang telah dijanjikan Tuhan bahwa ...Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya... (Q.S. 2: 223) dan bukankah Tuhan juga berfirman, Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikitpun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri. (Q.S. 10: 44). Jadi tidakkah manusia malu jika selalu mempersalahkan Tuhan atas semua hal buruk yang terjadi dalam kehidupan?

Manusia sepantasnya berkaca dari ikan salmon yang ikhlas menjalani qada dan qadar-Nya. Mereka tidak pernah menyalahkan takdir ketika setelah bersusah payah melawan arus sungai, melompati air terjun sekuat tenaga, kemudian disaat sedikit lagi mencapai tempat yang dituju, ternyata mereka harus rela menjadi santapan beruang atau pun burung-burung sebelum mencapai tujuannya. Apakah mereka marah pada Tuhan? Tidak! Sebagai mahluk, mereka telah sepenuhnya berserah. Tidak ada satu pun usah mahluk yang sia-sia, sesuai janji Tuhan, Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan). (Q.S. 2: 281)
Maka dari itu, maksimalkanlah ikhtiar kita seperti ikan salmon bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuannya, meskipun tidak selamanya usaha kita akan membuahkan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun yakinlah, sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S. 8: 53). Manusia juga tidak boleh mengenal jera setelah mengalami kegagalan, karena siapa tahu kegagalan itu adalah ujian Tuhan untuk mengetahui kesungguhan manusia atas apa yang diikhtiarkannya. Jadi, tetaplah qana’ah dan bersyukur atas semua hal yang terjadi dalam kehidupan. ...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azabku sangat berat. (Q.S. 14: 7)

Hikmah lain yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup ikan salmon ini adalah ketulusannya. Ingatlah ketika bagaimana ikan salmon betina berusaha melindungi telur-telurnya, padahal kondisi ikan salmon betina itu sendiri lemah setelah menempuh perjalanan yang begitu jauh. Jangan lupakan juga betapa salmon jantan bersedia menjaga telur-telur tersebut hingga akhirnya mereka mati. Bahkan, bangkai mereka kemudian menjadi sumber nutrisi bagi telur-telur ikan salmon yang nantinya akan menetas. Subhanallah, ternyata selain sebagai mahluk yang begitu menghamba, ikan salmon juga memberi pelajaran bagaimana kasih ‘orangtua’ terhadap anak-anaknya, titipan Tuhan di balik sunah hidup mereka. 

Setelah hikmah ini kita ketahui, jika sekiranya manusia senantiasa hidup penuh dengan keluh dan keputusasaan, maka mungkin derajat manusia itu tidak lebih tinggi dari ikan salmon, sedangkan manusia telah Tuhan anugerahi dengan berbagai kelebihan yang tidak Ia berikan pada mahluk yang lainnya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S. 16: 18).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Let's Talk...

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x