RSS
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

BERPUASA DENGAN ILMU

Sekedar mengingatkan, sebentar lagi tanggal 9 Dzulhijjah. Pada tanggal itu, orang-orang yang melaksanakan ibadah haji sedang melaksanakan puncak ibadah, yaitu Wuquf di ‘Arafah. Sedangkan, bagi orang-orang yang tidak melaksanakan ibadah haji disunahkan untuk melaksanakan puasa yang dikenal dengan nama puasa ‘Arafah. Namun, bagi yang sedang berwuquf, justru dilarang untuk melaksanakan puasa sunah ‘Arafah ini. Berikut beberapa keterangan tentang puasa sunah Arafah.
Rasullullah saw. ditanya tentang puasa hari ‘Arafah, beliau menjawab, “Dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan yang tersisa.” (H.R. Muslim)

Abu Hurairah r.a. berkata, “Rasullullah saw. melarang shaum ‘Arafah bagi mereka yang sedang berada di ‘Arafah (sedang haji).” (H.R. Abu Daud dan An-Nasai)
Dari beberapa sumber yang saya baca, terdapat beberapa hikmah di balik puasa, baik itu puasa wajib ataupun puasa sunah, di antaranya:
  1. Menghapuskan dosa-dosa kecil
  2. Melatih muraqabah*
  3. Melatih pengendalian nafsu
  4. Menajamkan kepekaan sosial
  5. Menyehatkan badan
 *Murqabah: kondisi psikis yang selalu merasa ditatap, dilihat, dan diawasi Allah swt.
Terkait dengan hikmah puasa yang ke lima, banyak ahli yang mencoba untuk mengungkapkan kaitan antara puasa dengan kesehatan. Satu hal yang sering kita dengar dari para ahli adalah bahwa usus-usus manusia juga organ-organ yang berkaitan dengan pencernaan dalam tempo waktu tertentu perlu dikurangi beban kerjanya. 
Puasa merupakan salah satu cara membersihkan tubuh dari makanan yang tidak bermanfaat di dalam tubuh dan dari zat-zat kimia yang akan merusak anggota tubuh itu sendiri yang dikenal dengan istilah detoksifikasi. Absennya makanan yang biasa masuk ke dalam perut membuat organ tubuh seperti hati dan limpa membersihkan diri. Racun-racun yang dibuang pun 10 kali lebih banyak. Karena itulah maka proses penuaan bisa diperlambat untuk sementara. Maka dari itu, dengan berpuasa wajah kita menjadi lebih berseri-seri.
Selain itu, menurut beberapa penelitian medis – saya  dapatkan informasi ini dari tulisan Mary Liziawati, alumni FK UI 1997 – yang diungkapkan oleh Muazzam  dan Khaleque (Journal of Tropical Medicine 1959) dan juga oleh Chassain dan Hubert (Journal of Psysiology 1968), dibuktikan bahwa tidak ada perubahan kadar unsur kimia dalam darah orang berpuasa selama bulan Ramadhan. Kadar gula darah memang menurun lebih rendah dari biasanya pada saat-saat menjelang Maghrib, tetapi tidak akan sampai membahayakan. Begitu pula kadar asam lambung yang akan meningkat di hari-hari pertama puasa, tetapi lama-kelamaan semua akan kembali menjadi normal. Dengan demikian, sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak berpuasa karena takut sakit.
Selain itu, pada poin nomor tiga, dikatakan bahwa puasa dapat melatih pengendalian nafsu. Ditinjau dari segi kedokteran, ketika seseorang sedang memiliki amarah, baik diekspresikan ataupun tidak, maka hal tersebut dapat memacu meningkatnya kadar hormon katekholamin dalam darah. Hormon ini akan memacu denyut jantung, menegangkan otot-otot, dan menaikkan tekanan darah. Jika dibiarkan, lama-kelamaan kondisi ini bisa membahayakan kesehatan dan mempercepat proses penuaan. Itulah sebabnya mungkin seorang yang pemarah, lebih cepat terlihat tua dibandingkan orang yang lebih positif menghadapi masalah hidupnya. 
Efek peningkatan kadar hormon katekholamin itulah yang sebenarnya berpengaruh besar terhadap kesehatan. Dalam keadaan puasa seseorang ‘dipaksa’ untuk lebih bersabar menghadapi segala sesuatu. Sabda Rasullullah saw.: “Bila salah seorang dari kalian berpuasa, maka hendaknya ia tidak berbicara yang tiada manfaatnya dan bila dimaki seseorang maka berkatalah “Aku berpuasa”.” (H.R. Bukhari)
Tradisi mengosongkan perut dan menahan hawa nafsu yang berasal dari ajaran Islam ini pun disepakati oleh para ahli yang bukan pemeluk agama Islam sebagai hal yang positif. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
1. Robert Partolo, seorang dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin asal Amerika menyepakati bahwa puasa merupakan terapi mujarab dalam memberantas bakteri sifilis yang terkandung dalam tubuh pasien-pasiennya. Dengan berpuasa, bakteri tersebut akan digantikan dengan zat yang menyehatkan.
2. Bernard Mackpadan, seorang pakar biologi berkebangsaan Amerika sangat meyakini bahawa puasa merupakan cara terjitu dalam memberantas setiap penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan terapi lain.
Dengan demikian, benarlah adanya sabda Rasulullah saw., “Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat.” (H.R. Abu Daud)
Puasa yang menyehatkan tentu saja puasa yang disertai dengan ilmu. Dalam tulisan Ustadz Aam Amiruddin, beliau mengatakan bahwa Rasulullah saw. sudah mencontohkan teknik pelaksanaan puasa yang benar. Teknik pelaksanaan puasa yang dicontohkan Rasulullah merupakan pembeda antara puasa yang umat muslim lakukan dengan puasa yang dilakukan oleh orang-orang nonmuslim yang mungkin tidak terikat aturan seperti yang ditetapkan. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut:
1.   Tabyit
Tabyit artinya mempersiapkan diri pada malam hari untuk melakukan sesuatu esok hari. Tabyit sering disamakan dengan niat.

2.  Sahur
Secara syariah, kita dianjurkan untuk bersahur. Rasullullah saw. bersabda, “Makanan waktu sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan kamu tinggalkan, sekalipun hanya dengan seteguk air. Allah dan para malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur.” (H.R. Ahmad)
Hal yang harus diperhatikan, kata-kata “seteguk air” dalam hadis di atas tidak untuk dipahami sebagai makna yang utuh. Tentu saja makanan sahur haruslah memenuhi syarat kelengkapan gizi yang baik.

3.  Imsak
Imsak artinya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

4.  Menjauhi kemaksiatan
Nilai puasa seseorang akan berkurang jika ia tidak mampu mengendalikan diri dari ucapan dan perbuatan maksiat. Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang tidak meninggalkan perbuatan maksiat, bahkan melakukannya, Allah tidak butuh (menghargai) shaumnya.” (H.R. Bukhari)

5.  Menyegerakan ifthar (berbuka puasa)
Bersegeralah untuk berbuka puasa karena pada saat itu tubuh memerlukan asupan energi sebagai pengganti kadar glukosa darah yang turun. Rasulullah saw. menyebutkan bahwa orang-orang yang menyegerakan ifthar senantiasa berada dalam kebaikan. “Orang yang shaum senantiasa berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka.” (H.R. Bukhari-Muslim)

Adapun etika yang benar ketika ifthar jika ditinjau dari segi kesehatan adalah kita dianjurkan untuk tidak langsung makan makanan manis (misalnya kolak) dan makanan yang banyak mengandung lemak. Lemak dan karbohidrat tinggi tidak baik bagi kesehatan. Sedangkan gula, idealnya hanya diperlukan tubuh sebanyak 30 gram (sekitar dua sendok makan) sehari. Jadi, sebagai pembuka sebaiknya kita mengkonsumsi salad, buah-buahan, atau minuman sirup.

Selain itu, saat berbuka juga dianjurkan untuk tidak cepat-cepat menyantap makanan  yang berat. Selama puasa lambung akan mengecil karena tidak mencerna makanan belasan jam. Ketika tiba-tiba diisi makanan, lambung akan ‘kaget’ dan mengeluarkan tenaga ekstra untuk mencerna makanan tersebut. Sebaiknya, setelah shalat Maghrib, barulah kita menyantap makanan utama.  Konsumsi air putih juga harus ditingkatkan sesudah shalat tarawih.

6.  Do’a berbuka puasa
Ada sejumlah hadis tentang do’a berbuka puasa yang bisa kita pilih salah satu.  
[Allahumma inni as-aluka bi rohmatikallati wasi’at kulla syai’in an taghfira lii]
“Ya Allah, sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu, dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampuni-Ku” (H.R. Ibnu Majah)

[Dzahaba zhama-u wabtallatil ‘aruuqu wa tsabatal ajru insya Allah]
“Dahaga telah hilang, tenggorokan sudah basah, insya Allah pahala tetap (abadi)” (H.R. Daraquthny)

[Allahumma laka shumtu wa’ala rizqika afthartu]
“Ya Allah, karena Engkaulah hamba shaum dan atas rezeki-Mu hamba berbuka.” (H.R. Abu daud)
[Bismillahi allahumma laka shumtu wa’ala rizqika afthartu]
“Dengan nama Allah. Ya Allah, karena Engkaulah hamba shaum dan atas rejeki-Mu hamba berbuka.” (H.R. Thabrani)
Semoga setiap ibadah yang kita lakukan senantiasa disertai dengan ilmu. Selamat menunaikan puasa ‘Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah nanti.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Let's Talk...

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x